A.
Pengertian Identifikasi Masalah
Identifikasi
masalah merupakan upaya untuk memahami jenis, karakteristik kesulitan atau
masalah yang dihadapi oleh peserta didik. Salah salah satu cara untuk
memudahkan seseorang mengungkapkan atau menyatakan identifikasi masalah dengan
baik adalah dengan mengetahui secara jelas masalah yang dihadapi.
Tujuan
Identifikasi Masalah antara lain :
a. Konselor dapat
mengenal kepribadian peserta didik yang
dianggap mempunyai masalah secara luas dan mendalam.
b. Konselor dapat
memahami dan menetapkan faktor-faktor penyebab permasalahan yang dihadapi
peserta didik.
c. Konselor dapat menentukan jenis layanan yang tepat sesuai
dengan permasalahan klien.
d. konseli dapat terbantu utuk memahami permasalahanya.
B.
Pengertian masalah dalam BK
Masalah dalam bimbingan dan
konseling adalah segala sesuatu yang menjadi kendala atau hambatan pada diri
siswa yang harus dipecahkan dalam pencapaian dan terwujudnya suaatu tujuan
bimbingan dan konseling.
Tujuan bimbingan dan konseling secara umum itu
sendiri antara lain:
1. Terpecahnya
suatu masalah yang menjadi hambatan bagi siswa
2. Menjadikan
pribadi yang mandiri pada diri siswa
3. Mengembangkan
potensi-potensi yang ada dalam diri siswa
4. Menambah
wawasan
a.
Data pribadi
1)
Identitas
pribadi : nama, gelar, tempat dan tanggal lahir, alamat, kewarganegaraan, agama
2)
Kondisi fisik dan kesehatan
3)
Potensi diri :
kemampuan dasar, bakat, minat dan kecenderungan pribadi, cita-cita
4)
Hasil karya
5)
Status dan
kondisi keluarga
6)
Status dan
kondisi pekerjaan atau karir
7)
Kondisi
kehidupan sehari-hari dan permasalahannya
8)
Muatan data pribadi diatas ada yang bersifat statis (yaitu kenyataan atau kondisi
yang relative tidak berubah) dan yang bersifat dinamis (yaitu kenyataan atau
kondisi yang mudah berubah0. sifat data yang statis dan dinamis itu sangat
mempengaruhi dinamika penyelenggaraan dan pengembangan HD. Data statis
teru-menerus tetap dipertahankan, sedangkan data dinamis harus selalu
disesuaikan dengan kondisi aktualnya.
b. Data Kelompok
Data kelompok, yaitu data yang mengenai sekelompok individu (dalam jumlah
yang terbatas). Data ini menyangkut misalnya,
hubungan sosial antar individu dalam kelompok, kondisi kebersamaan dan
kerjasama mereka, hasil perhitungan statistik tentang diri mereka. Dari data
kelompok, mungkin ada yang dapat dipetik sebagai data pribadi dan pindahkan ke
kelompok data pribadi. Sebaliknya data pribadi yang sejalan dapat dikelompokkan
dan diletakkan pada bagian data kelompok.
c. Data Umum
Data umum, yaitu data yang tidak
mengenai diri seseorang dan tidak pula berkenaan dengan kelompok (terbatas)
individu tertentu. Data umum berasal dari luar diri pribadi atau kelompok. Data
ini berbicara tentang hal-hal yang bersifat umum, mengenai fakta atau
keterangan tentang hal-hal yang bersifat umum, mengenai fakta atau keterangan
tentang apa saja yang dapat diakses oleh siapa saja. Data umum ini dapat
berbentuk buku, kumpulan leaflet, informasi karir dan pendidikan, data tentang
lingkungan yang lebih luas. Bahan-bahan
ensiklopedia, pedoman dan panduan umum atau khusus, sumber informasi dan
latihan dan sebagainya.
D.
Jenis – jenis masalah yang dihadapi siswa
Macam-macam
masalah ada 4, tetapi dalam makalah ini hanya membahas 2 masalah, antara lain:
1. Masalah
belajar
Masalah belajar adalah
suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses
yang dilkukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan.
Memiliki ketidakmampuan belajar tidak berarti Anda
tidak bisa belajar. But you'll need some help and
you'll need to work extra hard. Tapi Anda akan membutuhkan bantuan dan
Anda harus bekerja ekstra keras
a. Faktor
Internal
masalah yang timbul dari dalam diri siswa atau faktor-faktor internal
yang ditimbulkan ketidak beresan siswa dalam belajar. Faktor internal berasal
dari dalam diri anak itu sendiri, seperti:
1)
Kesehatan
Dalam hal ini kesehatan
sangat berpengaruh terhadap masalah belajar. Karena jika kesehatan itu buruk
maka yang akan terjadi individu akan mengalami ketidak kosentrasian sangat
belajar.
2)
Rasa Nyaman
Kenyamanan saat
melakukan sesuatu terlebih lagi belajar merupakan suatu keinginan bagi
individu, karena dengan kenyamanan tersebut maka individu akan bisa tercapai
tujuannya. Tetapi jika individu tidak nyaman maka akan terhambat tercapainya
tujuan, ini terjadi individu merasa tidak nyaman baik terhadap lingkungan
maupun pribadinya sendiri
3)
Latar Belakang Sosial
Siswa yang berasal dari
latar belakang orang tua yag baik-baik, maka dimungkinkan perilaku anak akan
mengikuti apa yang telah diajarkan oleh orang tuanya, dan memungkinkan memiliki
semua kebutuhan sekolah. Namun sebaliknya, siswa yang bersal dari latar
belakang sosial yang rendah, biasanya memiliki perilaku yang kurang sopan dan
menimbulkan masalah belajar, karena minimnya fasilitas yang tersedia. Namun itu
semua hanya dilihat secara umum saja. Namun perilaku siswa sekarang ini lebih
banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosial yang ada dimasyaraka sekarang ini..
4)
Kebiasaan Belajar
Masalah belajar yang
dialami siswa salah satunya adalah dikarenakan kebiasaan belajar yang salah,
terkadang siswa belajar disaat ada ulangan semata atau ujian-ujian sekolah.
5)
Motivasi
Motivasi sangat
mempengaruhi dalam belajar siswa. Motivasi yang dapat menimbulkan masalah
belajar adalah ketika motivasi siswa itu hanya bersifat sementara ( motivasi
ekstern ). Misalnya, siswa giat belajar ketika ditemani teman dekatnya atau
“pacar”. Namun ketika hubungan itu putus, biasanya siswa juga akan mengalami
malas belajar.
6)
Kemampuan Mengingat
Kemampuan megingat
siswa sangat berpengaruh dalam masalah belajar, untuk itu, bagi siswa yang memiliki
kemampuan mengingatnya minim, maka siswa itu akan sulit untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari gurunya.
b. Faktor Eksternal
Faktor yang timbul dari luar diri siswa. Faktor Eksternal dibagi menjadi
dua macam, yaitu :
1)
Faktor Sosial
Faktor Sosial dibagi menjadi beberapa
Lingkungan, yaitu :
Ø Lingkungan
Keluarga
· Keluarga
Dalam
kegiatan belajar, seorang anak perlu diberi dorongan dan pengertian dari orang
tua. Apabila anak sedang belajar, anak jangan diganggu dengan tugas rumah.
Orang tua berkewajiban memberi pengertian dan dorongan serta semaksimal mungkin
membantu dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi anak di sekolah.
Didikan orang tua yang kurang baik akan berpengaruh tidak baik pula terhadap
kondisi anak dalam kegiatan belajar.
· Suasana
Rumah
Hubungan
antar anggota keluarga yang kurang harmonis akan menimbulakan suasana kaku dan
tegang dalam berkeluarga yang menyebabkan anak kurang bersemangat untuk
belajar. Sedangkan suasana rumah yang akrab, menyenangkan dan penuh kasih
sayang, akan memberikan dorongan belajar yang kuat bagi anak.
· Latar
belakang budaya
Tingkat
pendidikan dan kebiasaan dalam keluarga, akan mempengaruhi sikap anak dalam
belajar. Jadi, anak-anak hendaknya ditanamkan kebiasaan yang baik agar
mendorong anak untuk belajar.
Ø Lingkungan
Masyarakat
· Teman
Bergaul
Pergaulan
dan teman sepermainan sangat dibutuhkan dalam membentuk kepribadian dan melatih
anak untuk lebih bersosialisai. Sedangkan tugas orang tua harus memperhatikan
agar anak-anaknya jangan sampai mendapat teman bergaul yang memiliki tingkah
laku yang tidak diharapkan. Karena prilaku yang tidak baik, akan mudah sekali
menular kepada anak lain.
· Pola
Hidup Lingkungan
Pola hidup
tetangga yang berada di sekitar rumah di mana anak itu berada, punya pengaruh
besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika anak berada di kondisi
masyarakat kumuh yang serba kekurangan, dan anak-anak pengangguran misalnya,
akan sangat mempengaruhi kondisi belajar anak, karena ia akan mengalami
kesulitan ketika memerlukan teman belajar untuk berdiskusi atau meminjam
alat-alat belajar.
· Kegiatan
dalam masyarakat
Kegiatan
dalam masyarakat dapat berupa karang taruna, menari, olah raga, dan lain
sebagainya. Bila kegiatan tersebut dilakukan secara berlebihan, tentu akan
menghambat kegiatan belajar. Jadi, orang tua perlu memperhatikan kegiatan
anak-anaknya.
2)
Faktor Non Sosial
Ø Sarana
Belajar
Sarana
belajar di sekolah, juga akan mempengaruhi kondisi belajar siswa. Perpustakaan
yang tidak lengkap, papan tulis yang sudah buram, laboratorium yang darurat
atau tidak lengkap, tempat praktikum yang tidak memenuhi syarat, tentu akan
mempengaruhi kualitas belajar, dan pada akhirnya akan mempengaruhi hasil
belajar siswa. Adakalanya juga, sarana yang sudah begitu lengkap tidak disertai
dengan sistem pelayanan yang ramah. Contohnya, pegawai perpustakaan yang
cenderung tidak ramah, dan tidak membantu, peraturan-peraturan yang tidak
memberikan layanan yang jelas terhadap pemakai sarana, sikap arogan petugas
menganggap bahwa pusat-pusat layanan itu adalah miliknya karena ia merasa
mempunyai otoritas.
Ø Cuaca
Hal ini
dapat berupa keadaan cuaca yag tidak mendukung anak untuk melangsungkan proses
belajar mengajar. Kalaupun berlangsung, tentu kondisi belajar siswa akan kurang
optimal. Misalnya cuaca yang sangat panas, biasanya anak merasa tidak nyaman
belajar dalam keadaan yang panas.
Ø Keadaan
Rumah
Kondisi
rumah yang sempit, kotor, berantakan serta perkampungan yang terlalu padat dan
tidak memiliki sarana umum untuk anak, jelas berpengaruh buruk terhadap
kegiatan belajar siswa. Karena pasti dalam diri anak akan timbul rasa malas,
tidak nyaman, dan kadang berisik dengan keadaan perkampungan yang begitu padat
dengan orang.
2. Masalah
Sosial
Masalah sosial adalah
hambatan –hambatan yang di hadapi siswa dengan lingkungan sekolah maupun lingkungan
sekitarnya. Masalah ini timbul karena
kurangnya kemampuan siswa dalam bersosialisai atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Misalnya, kesulitan dalam mencari teman
bermain, merasa terasingi didalam kelompok belajar dan sebagainya.
Ø Masalah
sosial dapat dikatagorikan menjadi 4 faktor yaitu :
a. Faktor
Ekonomi
Faktor ini biasanya
dialami oleh siswa yang mengalami masalah ekonomi, contohnya kemiskinan. Dalam
hal ini siswa akan merasa minder untuk bergaul dengan teman sebaya, hal ini
bisa menjadi masalah bagi siswa tersebut untuk bersosialisasi dalam lingkungan
pergaulan.
b. Faktor
Budaya
Budaya merupakan cara
hidup yang berkembang dalam masayarakat yang diwariskan dari generasi ke
generasi seterusnya. Dalam perkembangan zaman yang serba maju ini banyak budaya
luar yang masuk dan menggantikan kebudayaan lama. Contohnya budaya kebebasan
dari luar menggantikan budaya kesopanan. Akibatnya banyak kasus kenakalan
remaja yang meningkat akhir-akhir ini.
c. Faktor Biologis
Dalam faktor ini siswa
akan merasa minder atau dijauhi teman – temannya dikarenakan memiliki masalah
yang diderita, misalkan mempunyai penyakit menular.
d. Faktor Psikologis
Dalam faktor ini siswa
akan dijauhi oleh teman dilingkungannya dikarenakan siswa tersebut memiliki
masalah gangguan mental yang membuat temanlingkunganya merasa takut untuk
berteman. Gangguan metal tersebut misalnya stres, gangguan syaraf, atau
dianngap memiliki kepercayaan yang menyesatkan.
Ø Menurut
Stark (1975) membagi masalah sosial menjadi 3 macam yaitu:
a. Konflik
dan kesenjangan
Seperti : kemiskinan,
kesenjangan, konflik antar kelompok, pelecehan seksual dan masalah lingkungan.
b.
Perilaku Penyimpangan
Seperti : kecanduan
obat terlarang, gangguan mental, kejahatan, kenakalan remaja dan kekerasan
pergaulan.
c.
Perkembangan manusia
Seperti : masalah
keluarga, usia lanjut, kependudukan (seperti urbanisasi) dan kesehatan seksual.
E.
Strategi Pendekatan Dalam Konseling
a. Strategi
pendekatan yang digunakan dalam masalah belajar:
1.
Pendekatan
Individual
Pendekatan individual merupakan pendekatan langsung yang dilakukan guru
terhadap anak didiknya untuk memecahkan kasus anak didiknya dalam masalah
kesulitan belajar.
Pembelajaran individual merupakan salah satu cara guru untuk membantu siswa
membelajarkan siswa, membantu merencanakan kegiatan belajar siswa sesuai dengan
kemampuan dan daya dukung yang dimiliki siswa.
Pendekatan individual akan melibatkan hubungan yang terbuka antara guru dan
siswa, yang bertujuan untuk menimbulkan perasaan bebas dalam belajar sehingga
terjadi hubungan yang harmonis antara guru dengan siswa dalam belajar.
Untuk mencapai hal itu, guru harus melakukan hal berikut ini;
a)
mendengarkan
secara simpati dan menanggapi secara positif pikiran anak didik dan membuat
hubungan saling percaya.
b)
membantu anak
didik dengan pendekatn verbal dan non-verbal.
c)
membantu
anak didik tanpa harus mendominasi atau mengambil alih tugas.
d)
menerima
perasaan anak didik sebagaimana adanya atau menerima perbedaannya dengan penuh
perhatian.
e)
menanggani anak
didik dengan memberi rasa aman, penuh pengertian, bantuan, dan mungkin memberi
beberapa alternatif pemecahan.
Ø Keuntungan dari pengajaran pendekatan individual
yaitu:
a)
mencegah
terjadinya ilusi dalam kemajuan tetapi bersifat nyata melalui diskusi kelompok,
b)
mengarahkan
perhatian siswa terhadap hasil belajar perorangan,
c)
memberi
peluang siswa untuk maju secara optimal dan mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya,
d)
menumbuhkan
hubungan pribadi yang menyenangkan antara siswa dan guru,
e)
memberi
kesempatan bagi para siswa yang pandai untuk melatih inisiatif berbuat yang
lebih baik, dengan jalan membantu temannya yang tergolong lamban dalan
memecahkan soal-soal yang dianggapnya sulit.
Ø Sedangkan kelemahan pembelajaran pendekatan individual
sebagai berikut
a)
proses
pembelajaran relative memakan banyak waktu sesuai dengan jumlah bahan yang
dihadapi dan jumlah peserta didik.
b)
Adanya
penggunaan pasangan guru dan siswa dalam manajemen kelas regular secara
perorangan, sehingga terjadi kemungkinan sebagaian peserta didik tidak dapat
dikelola dengan baik.
c)
Guru-guru yang
sudah terbiasa dengan cara-cara lama akan mengalami hambatan untuk
menyelenggarakan pendekatan ini karena menuntut kesabaran dan penguasaan materi
secara lebih luas dan menyeluruh(
2.
Pendekatan
Kontekstual
Pendekatan kontekstual sudah lama dikembangkan oleh John Dewey pada tahun
1916, yaitu sebagai filosofi belajar yang menekankan pada pengembangan minat
dan pengalaman siswa. Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
dikembangkan oleh The Washington State Consortium for Contextual
Teaching and Learning.
Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar
yang penting, yaitu :
a)
Mengaitkan,
adalah strategi yang digunakan seoramg guru untuk mengkaitkan konsep baru
dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian, mengaitkan apa
yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru.
b)
Mengalami,
merupakan menghubungkan informasi baru dengan pengalaman maupun pengetahui
sebelumnya.
c)
Menerapkan, menerapkan
suatu konsep ketika malakukan kegiatan pemecahan masalah.
d)
Kerjasama, dengan
kerja kelompok, siswa sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan
sedikit bantuan.
e)
Mentransfer, guru
berperan sebagai acuan untuk membuat konseli dapat belajar dengan fokus.
b.
Strategi
pendekatan yang digunakan dalam masalah sosial
1.
Pendekatan
Rational Emotif
Terapi emosi rasional dikembangkan oleh
Albert Ellis di pertengahan 1950-an.
Terapi emosi rasional (RET) adalah pendekatan psikoterapi yang menyatakan
bahwa keyakinan yang tidak realistis dan tidak rasional menyebabkan banyak
masalah emosional
.
Ø
Ciri-ciri berpikir irasional :
a)
tidak dapat dibuktikan
b)
menimbulkan perasaan tidak enak (kecemasan, kekhawatiran,
prasangka) yang sebenarnya tidak perlu
c)
menghalangi
individu untuk berkembang dalam kehidupan sehari-hari yang efektif
Ø
Tujuan pendekatan Rasional Emotif
Fokus utama dari pendekatan pengobatan ini adalah untuk menunjukkan
perubahan dalam berpikir yang akan menyebabkan perubahan perilaku, dengan
demikian mengurangi atau memperbaiki gejala.Terapi menekankan perubahan pola
berpikir irasional yang menyebabkan penderitaan emosional ke dalam pikiran yang
lebih masuk akal dan rasional, menghilangkan gangguan-gangguan
emosional yang merusak diri sendiri seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa
berdosa, rasa cemas, merasa was-was, dan rasa marah
Dengan pendekatan ini diharapkan
peserta didik bisa berpikir rasional dalam bertingkahlaku di dalam lingkungan
masyarakat.
2.
Pendekatan Humanistik
Psikologi humanistik
merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun 1950-an,
dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad
pertengahan.
Teori Humanistik lebih
melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia / individu. Psikolog
humanistik mencoba untuk melihat kehidupan manusia sebagaimana manusia melihat
kehidupan mereka. Mereka berfokus pada kemampuan manusia untuk berfikir secara
sadar dan rasional untuk dalam mengendalikan hasrat biologisnya, serta dalam
meraih potensi maksimal mereka. Dalam pandangan humanistik, manusia bertanggung
jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan
untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.
Ø Menurut
Ahmad Sudrajat, konsep dasar pendekatan Humanistik terdiri dari tiga aspek
yaitu :
1.
Manusia sebagai makhluk hidup yang dapat menentukan
sendiri apa yang ia kerjakan dan yang tidak ia kerjakan, dan bebas untuk
menjadi apa yang ia inginkan. Setiap orang bertanggung jawab atas segala
tindakannya.
2.
Manusia tidak
pernah statis, ia selalu menjadi sesuatu yang berbeda, oleh karena itu manusia
mesti berani menghancurkan pola-pola lama dan mandiri menuju aktualisasi diri.
3.
Setiap orang memiliki potensi kreatif dan bisa menjadi
orang kreatif. Kreatifitas merupakan fungsi universal kemanusiaan yang mengarah
pada seluruh bentuk self expression.
Teori Humanistik lebih
melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia / individu. Psikolog
humanistik mencoba untuk melihat kehidupan manusia sebagaimana manusia melihat
kehidupan mereka. Mereka berfokus pada kemampuan manusia untuk berfikir secara
sadar dan rasional untuk dalam mengendalikan hasrat biologisnya, serta dalam
meraih potensi maksimal mereka. Dalam pandangan humanistik, manusia bertanggung
jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan
untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.
Jadi untuk masalah
sosial sangat cocok dengan menggunakan pendekatan humanistik, karena manusia
bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya, agar diterima di lingkungan
masyarakat.
F.
Contoh kasus
1.
Sebut saja Bunga ( bukan nama sebenarnya
) berasal dsri kalangan keluarga yang tidak mampu dan berasal dari desa, namun
karena Bunga merupakan anak yang tergolong cerdas, sehingga ia mampu
melanjutkan ke sekolah menengah atas yang terbilang favorit dengan bantuan beasiswa dari sekolah. Semula
Bunga merasa bangga karena ia menganggap anak desa seperti saya dapat
melanjutkan studinya kesekolah yang favorit. Namun di lain fihak, Bunga merasa
minder dengan teman-temanya yang sebagian besar berasal dari kalangan keluarga
kaya, dengan pola pergaulan yang berbeda dengan dirinya. Hingga akhirnya ia
menganggap bahwa orang kaya adalah orang tergolong egois, sombong, kurang
bersahabat, dan sukanya pilih-pilih teman. Semaki lama pemikiran tersebut
semakin mengakar, hingga akirnya ia merasa ditolak dalam teman pergaulannya,
merasa kesepian, dan merasa terisolir. Semakin hari nilai Bunga pun semakin
turun.
Dari
contoh kasus diatas, merupakan permasalahan sosial yang dapat ditangani melalui
pendekatan Rational Emotif. Karena Bunga memiliki pandangan-pandangan irasional
yang menganggap semua orang kaya sombong. Jelas pemikiran tersebut salah,
karena sebenarnya tidak semua orang kaya sombong.
2.
Anton adalah seorang anak yang memiliki
kecerdasan kurang dibanding dengan teman-temannya yang lain. Ia tergolong anak
yang lamban, ketika guru menjelaskan ia memang memperhatikan, namun pada
akhirnya ia merasa tidak mudeng/nyambung dengan apa yang diterangkan guru.
Padahal rata-rata temannya memahami apa yang diajarkan guru tersebut. Pada jam
pulang ia meminta waktu kepada temannya untuk sekadar menerangkan kembali apa
yang telah diterangkan oleh gurunya tadi. Setelah diterangakan melalui berbagai
contoh, pengertian, dan penjelasan-penjelasan lainnya dari teman, ia baru
memahami apa yang diajarkan oleh gurunya tadi.
Masalah
yang dialami Anton adalah masalah yang berhubungan dengan masalah belajar.
Tugas seorang guru adalah dengan membantunya agar keluar dari masalah tersebut.
Teman Anton mungkin 1 sampai 2 hari mau membantunya, namun lama-kelamaan ia
merasa terganggu dengan Anton, karena ia sering telat pulang.
Disini
tugas seorang guru Bk di bantu wali kelas, dan guru mapel melakukan pendekatan
individu, agar siswa secara langsung dan intensif mendapatkan penanganan.
3.
Tawuran remaja merupakan contoh masalah
sosial yang dapat ditangani melalui pendekatan humanistik. Karena bagaimanapun
meraka harus bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan. Dan mengembalikan kepribadian mereka yang cinta pada
sesama dan cinta damai.